Thursday, May 31, 2018

Mempersiapkan Generasi Cekatan, Perhatikan Perkembangan Holistik Anak


“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka...” ( QS. An-Nisa : 9 )

Penggalan ayat Qur’an di atas menjadi salahsatu pegangan dalam mengasuh, merawat dan mendidik anak kami di rumah. Mewariskan anak atau generasi yang lemah merupakan awal kehancuran sebuah bangsa.

Lemah disini tak sekadar fisik tapi jiwanya. Anak dengan fisik bagus bila jiwa tidak sehat, penuh kerakusan dalam diri, tidak takut dosa, dan berakhlak buruk, maka akan dibawa kemana kelak negara ini? Aku saja tidak sanggup membayangkannya huhu.

Nah, daripada kita sibuk mengkhawatirkan sesuatu yang belum saja dan semoga jangan sampai terjadi, yuk kita siapkan anak-anak agar bisa menjadi generasi cekatan!

Generasi Cekatan?

Perkembangan teknologi hari ini yang menawarkan segala sesuatu tersedia dengan instan menjadi bukti bahwa ke depan penduduk suatu negara dituntut untuk serba cepat dan cekatan, kalau tidak maka akan tertinggal.

Tentunya untuk mempersiapkan generasi cekatan ini harus punya ilmunya dong, sebab rice cooker baru aja ada petunjuk pengoperasiannya, masak mendidik anak justru berdasarkan pengalaman masa lalu saat kita diasuh orangtua, pastinya udah gak cocok lagi.

Mendung menggelayut di langit Medan, aku sibuk belanja bumbu rendang sampai dua kali balik warung wkwkw. Dari rencana masak daging dua kilo naik menjadi 4 kilo, masyaAllah. Padahal awal puasa baru pandai masak rendang sekilo daging, lah ini berani ambil tawaran buat bantu masak rendang untuk daging 4 kilo, ssoook pateeenn, hihi.

Semua ini dilakukan buat event komunitas parenting yang aku dan Nisa jadi anggota di dalamnya. Nah rencana masak rendang adalah bagian dari sedekah untuk anak-anak yatim pada acara bukber esoknya.

Alhamdulillah kelar masak rendang baru deh cus barengan ke event Sustagen, pada Sabtu, 26 Mei 2018 di Ministro jam 4 sore. Siapkan Generasi Cekatan Bersama Sustagen, begitu judul sharing session dan bukber event sore itu. Wah menarik banget pikirku.

Aku seperti tahu lokasi Ministro tapi kapan, ternyata aku pernah kesini hehe. Jadi sebaik masuk ke dalam Ministro, Aku dan Nisa langsung registrasi dan diminta foto di booth. Pas banget mumpung ada abang-abang yang jago foto, langsung aja minta tolong fotokan pake hapeku.

Taraaa inilah hotd kadang suka mati gaya kalo diminta foto dadakan begini tapi ya sudahlah,


Sepertinya acara belum dimulai, berhubung belum sholat ashar, maka aku pun sholat ashar terlebih dahulu, Alhamdulillah di Ministro disediakan musholla loh.

Usai sholat ashar, kemudian aku segera ambil foto suasana event, buat bekal bahan liputan di blog dan juga berpartisipasi dalam challenge yang diadakan Sustagen juga, dan apakah aku menang? Ntar aku kasi tau di ujung tulisan ya hehe.




Jam setelah lima lewat dikit acara dibuka oleh MC kondang, Mb Mika, nama dan suaranya seperti gak asing buat anak radio kayak akuh hihi, dan usut punya usut ternyata Mb Mika ini sepupuan sama suami ibu aku dari nenek nomor 5, bingung? Gak apa bingung tanda bahwa artinya kita belajar.

Tanpa berlama-lama Mb Mika buka acara dan menyapa Buibu yang hadir berdress code biru-biru, maka dipersilahkan kepada dr. Adi untuk menyampaikan tentang perkembangan holistik anak.

Nah loh istilah apalagi tu perkembangan holistik anak?

Cus kita bahas,

Perkembangan Holistik Anak Perlu Peran Orangtua dan Nutrisi

Senangnya kalo sharing session itu dihadari oleh pakarnya, nah kali ini pembahasan perkembangan holistik anak menghadirkan dr. M.Lazuardi Nasja Putra.


Jadi, apakah perkembangan holistik atau holistic development?

Perkembangan holistik adalah perkembangan manusia secara keseluruhan baik faktor emosional, intelektual, motorik dan komunikasi.

Kalau dijembrengkan, emosional terkait perasaan anak, seperti menangis, tertawa, kecewa, bahagia dll. Intelektual berhubungan dengan kemampuan berpikir anak, motorik erat kaitannya dengan gerakan, baik yang memerlukan otot besar maupun persoalan mengenggam, meraih dll, dan terakhir kemampuan berkomunikasi anak.

Dalam perkembangan manusia, orangtua tidak bisa fokus pada satu perkembangan saja, keseluruhan perkembangan tersebut normalnya harus berjalan seiring sejalan.

Lebih lanjut dr. Adi menjelaskan, hal yang diperlukan agar perkembangan holistik anak kita tercapai?

Pertama sekali, perkembangan otaknya harus optimal. Kedua, tubuh sehat dan tidak gampang sakit, dan Ketiga, tumbuh kembang yang baik.

Faktor yang Pengaruhi Perkembangan Anak

Karena kita fokus pada tumbuh kembangnya, maka ada 5 hal yang mempengaruhi perkembangan anak,


Nah dari kelima hal ini, dr. Adi fokus pada pengaruh asuhan orangtua yakni stimulasi dan nutrisi. Faktor seperti genetik, tentu gak bisa kita kendalikan, tapi kalau faktor masa kehamilan dan pengaruh luar, masih bisa deh kita kendalikan.

Faktor saat masa kehamilan, dari beberapa seminar yang aku hadiri, para dokter selalu bilang, hamil lah dengan bahagia, artinya jaga pola makan dengan tekad kuat agar perkembangan janin seperti yang kita harapkan, rajin kontrol, perbanyak pengetahuan seputar kehamilan dan pengasuhan anak, serta beribadah dan baca Qur’an. Hal itu berlaku juga bagi pasangannya, yakni suami, jadi bersama melakukan yang terbaik, demi si buah hati.

Kalau faktor luar, seperti asap rokok atau lingkungan yang tidak mendukung, mestilah kita ambil langkah tegas, agar tidak menyesal. Sebab lebih mudah mencegah daripada kelak melahirkan bayi yang diketahui telah memiliki masalah sejak ia berada dalam janin, tentu proses pengobatan ketika lahir, lebih berat.

Dengan gaya dr. Adi yang santai, sharing session jadi gak berasa, maunya buka puasa agak diundur ke waktu Indonesia bagian Australia gitu wkwkw

Lalu, apa saja stimulasi atau faktor asuhan orang tua yang dapat dilakukan sehingga mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh?

Stimulasi

Pada dasarnya stimulasi adalah erat kaitannya dengan bermain. Sesederhana itu kan maknanya, BERMAIN. Bagi anak, bermain merupakan sesuatu yang serius, buktinya anak kalau lagi main kita ganggu pasti ngamuk wkwkw, nah bagi kita orangtuanya, bermain seperti something waste the time T_T sehingga pengasuhan sepenuhnya diserahkan pada guru PAUD, TK dan SD. Trus ntar mau pahala jariyah gak sampai pada orangtua? Malah sampe pada guru PAUDnya? Sedangkan yang punya anak siapa? MasyaAllah, huhuhu, ketabok dah ya gue.

Untuk melakukan stimulasi sebenarnya gak perlu yang ribet apalagi untuk anak usia 0-2 tahun. Tubuh orang tuanya adalah objek bermain yang menyenangkan, bahkan dapat jadi bekal memori indah kelak yang akan disimpan dan dibawa anak ketika dewasa, dia akan mengingat dan mengenang betapa spesialnya ia memiliki orangtua yang begitu menyayanginya *_* aku pernah membahasnya disini,

Baca : Bahkan Memberikan Anak Mainan, Ada Ilmunya

Stimulus Kognitif

Kognitif yakni berhubungan dengan kemampuan berpikir. Seringkali orangtua bingung harus apa dengan bayi 0 bulan. MasyaAllah bahkan dari sejak pilih calon bapake atau mamake anak kita sebenarnya bagian dari stimulasi loh.

Tentu buanyak banget stimulasi kognitif yang bisa dilakukan sejak anak 0 bulan. Kalau kata ahli tumbuh kembang anak. Jadilah orangtua yang gila di 2 tahun pertama kehidupan anak. Maksudnya, rajin ngobrol dengan anak, ngobrol ya Mak bukan curhat wkwkw. Bertindak kayak badut, menyambut anak seperti menyambut artis ternama, pasang senyum lebar dan mata berbinar ketika bersama anak.

Jadi anak gak kita ajak bengong, meskipun sekilas ia tampak tidak mengerti, tapi Allah menciptakan anak kita punya jiwa bukan robot, sehingga apapun yang kita bicarakan dan lakukan, sejatinya anak sedang merekam, children see, children do.

Stimulasi seperti apa yang bisa kita lakukan untuk melatih kemampuan kognitif anak?

-    Tunjuk gambar dan fungsi

‘Adek, ini namanya mobil, lihat itu ada ban, bentuknya bulat, ia dapat berputar...bla bla’

Pokoknya obrolin apa saja terkait mobil, bentuk, warna, fungsi, everything! Sampai sini aja udah ngerasa bak orang gila belum sih wkwkw.

Ketika anak merangkak lalu menyentuh stop kontak. Plis Ayah Bunda jangan panik, angkat anak menjauh dari tempat tersebut, lalu jelaskan secara sederhana tentang stop kontak dan bahayanya kemudian ajak ke tempat main yang lebih aman.

Dengan begitu kita tetap menjaga rasa ingin tahu anak, bukan memadamkannya dengan kepanikan kita yang gak jelas itu. Kayaknya teori gampang ya, hehe meskipun begitu, Ayah Bunda pasti bisa!

-    Memperhatikan bagian benda
-    Mengenal warna
-    Bermain puzzle

Stimulasi Motorik Halus

Motorik halus adalah kemampuan keterampilan fisik yang mengandalkan otot kecil. Apa saja stimulasinya ?

-    Menggunakan tangan untuk memegang benda besar dan kecil

Untuk bayi 0 bulan, amati gerakan tangannya yang membuka dan menutup. Nah tentu untuk mengamati gerakan ini tidak bisa dilakukan dari menerawang melalui sarung tangan bayi. Maka, bayi milenial tidak disarankan lagi disarungi tangannya dan dibedong, mungkin untuk dibawa keluar rumah agar gak terlalu kena angin ya bisalah ya dipakaikan, lah kalau di rumah mending gak usah, hehe.

Waspada jika bayi 0 – 3 bulan bermasalah ketika mengenggam jari jemari Ayah Bunda, karena dapat didiagnosa ada masalah dengan sarafnya. Observasi lebih lanjut, agar bisa disikapi sedini mungkin.

-    Memegang pensil

Hindari mengintervensi anak tentang bagaimana cara memegang pensil ala orang dewasa. Ingat anak kita hidupnya baru 2 tahun atau dibawahnya, ya kali dari janin langsung bisa pegang pensil, hehe, bayi ajaib dong.

Berilah pensil dengan desain seperti spidol, sehingga anak belajar memegang pensil saja sudah bagian dari stimulasi, selebihnya anak akan meniru orang dewasa bagaimana memegang pensil dengan benar.

-    Membalik lembaran buku

Sekarang mah jadi orangtua enaaak banget, ada banyak fasilitas yang mendukung stimulasi. Kalau khawatir buku dikoyak bayi, ada buku kain, sehingga anak selain belajar mendengarkan cerita bentuk dan warna dari buku, juga berlatih membalikkan buku, agar kelak gak bingung gimana balikin buku sebab selama ini distimulus pakai gadget canggih sehingga taunya, tap sana tap sini. Lagian juga, anak 0-2 tahun disarankan jauh dari segala bentuk layar.

Stimulasi Sosial

Stimulasi ini dilakukan agar anak tidak menjadi pribadi penakut kepada semua orang. Tapi anakku aja diajak ciluk ba sedari bayi tetap aja bertahap untuk tidak takut tiap kali Oma Opa nya datang berkunjung wkwkw, baru akrab saat usia di atas 1 tahun. Beda anak, beda stimulasinya ya kan Ayah Bunda!

Hal yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan sosial anak :

-    Bermain ciluk ba atau petak umpet

Jangan dikira anak yang belum bisa jalan gak bisa diajak main petak umpet, bisa banget lah. Oleh dr. Adi, main petak umpet dilakukan Ayah Bundanya dong! Kayak mana dok? Apakah Ayah Bunda bermain trus anak menonton? Wkwk

Gak gitu juga sih, itu mah hanya dalam imajiku saja bahaha, kata dr. Adi, ayah gendong anak, lalu bersama bermain petak umpet bersama Bunda, ayah berpura-pura mencari Bunda, Bunda tentu berbelanja eh bersembunyi maksudnya hihi.

-    Beri kesempatan melakukan hal-hal tertentu sendiri

Nah stimulasi yang ini mengajarkan anak kemampuan mengambil keputusan sendiri. Kalau anakku, sudah kuajak untuk kesempatan memutuskan sendiri itu saat sudah bisa bicara dua arah.

Tentang mau pakai baju apa hari ini, mau mandi sama siapa pagi ini, dll. Beri pilihan dua saja. Kemudian pilihan tidak berupa yes or no, tapi pilihan yang mau gak mau harus dipilih anak.

Misal, ketika anak ngambek gak mau mandi, tujuan utama tetap harus mandi, sehingga pilihan bukan mau mandi atau tidak, ‘jadi, abang mau mandi sama bunda atau ayah?’, dengan begitu anak tetap mandi, tapi anak diajak memilih pagi ini ia senangnya mandi sama bunda atau ayah, beri kesempatan ia memilih.

-    Toilet Training

Well, toilet training ini something hard buat aku haha, gak kelar-kelar walau sudah di sounding sejak usia Khalil 14 bulan, sampai sekarang 32 bulan. Beda anak beda stimulasinya, tapi tujuan tetap sama, anak lepas ketergantungan pospak, huhu. Semangat Maaak!

Stimulasi Bicara dan Bahasa

-    Memperkenalkan nama anak, nama orang sekitar, dimana anak tinggal, all about anak. Pada stimulasi ini ia belajar kenal dengan dirinya sendiri.

Dengan begitu ia belajar menemukan jati diri. Idealnya, jati diri diajarkan sejak dini, sehingga ketika baligh, pencarian jati diri udah selesai, bukan sebaliknya! Sehingga yang sekarang terjadi banyak anak kita jadi generasi galau, stuck diurusan mencari jati diri, huhu! Sudahlah galau, gak cekatan pula, dududu

-    Memberi perintah sederhana

Perintah sederhana ya Ayah Bunda bukan jatuhnya mengeksploitasi anak,hehe. Seperti meminta anak untuk buang sampah pada tempatnya, meletakkan piring makan dan minum sendiri jika sudah selesai, dan hal sederhana lainnya.

-    Menunjukkan gambar

Stimulasi Motorik Kasar

 -    Beri anak keleluasaan bergerak. Oleh pakar tumbuh kembang, rumah yang ramah balita adalah yang minim furnitur. Anak memerlukan ruangan leluasa untuk bergerak dan bereksplorasi.

Hindari menggendong anak terlalu sering, beri kesempatan anak untuk menggerakkan badannya. Sekarang banyak desain playmat yang kece-kece dan aman banget buat anak. Saran aku sih, investasi ketika punya bayi, selain investasikan uang dengan membelikan makanan yang bergizi untuk otak, beli juga sarana yang mendukung tumbuh kembang seperti playmat yang lebar dan luas, serta buku-buku anak. Untuk investasi tas branded tahan dulu Mak!

-    Hindari pemakaian Baby Walker. Berhubung aku mamah muda, waktu itu pemahaman ku belum sampai ke penggunaan baby walker. Mamaku yang masih pakai prinsip pengasuhan ala dia dulu, aku disarankan beli baby walker. Sebaiknya jangan, lebih baik untuk stimulus anak pandai berjalan, ada desain alat namanya push walker, coba gugling deh ^^

-    Pastikan tempat bermain anak kita aman dan nyaman.

Lebih jelasnya Ayah Bunda bisa googling tahapab tumbuh kembang anak dan stimulasinya, ada buanyak infonya 😍

Nutrisi

Pada pembahasan tentang nutrisi, dr. Adi mengawali dengan sebuah info bahwa sekarang sudah tidak berlaku lagi istilah 4 Sehat 5 Sempurna, tapi diganti dengan istilah Gizi Cukup Seimbang.


Bagaimana pola makan yang baik agar terpenuhi gizi cukup seimbang?

-    Makanlah berbagai jenis makanan baik yang mengandung makro dan mikronutrien. Nah pola makan ibu ketika hamil mempengaruhi pola makan janin, jika si ibu suka makan sayur, biasanya anak juga turut makan sayur.

-    Pelihara pertumbuhan normal anak dengan diet sesuai dan awasi perkembangannya secara reguler.

Oleh dr. Adi disarankan bila pergi ke fasilitas kesehatan anak, pastikan kartu KMS anak dibawa, lalu cek berat badan anak, tinggi badan dan lingkar kepala.

Berikut nutrisi untuk perkembangan holistik anak :


Thanks berat untuk informasi berharganya dr. Adi , abis ini peserta bersiap-siap untuk tanya jawab dan konsultasi gratis langsung ke dr. Adi hehe tapi tentunya usai sesi dari Mba Rani.

Siapkan Generasi Cekatan Bersama Sustagen

Berikutnya adalah sesi Mb Rani Indrasari, selaku Brand Manager Sustagen. Mba Rani tampil simpel, santai dan manis dengan kerudung biru dongker, kemeja biru langit
serta celana panjang hitam.



Sebelum memulai pembahasan, Mb Rani inisiatif buat kuis dengan pertanyaan, istilah apa yang menggantikan 4 sehat 5 sempurna?

Dengan cekatan aku yang berada duduk paling depan langsung angkat tangan. Alhamdulillah dapat gudibek isinya produk Sustagen 3+ hehe.

Pada kesempatan tersebut Mb Rani menyampaikan informasi tentang nutrisi tambahan yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh yakni dengan minum susu, seperti Sustagen.

Sustagen adalah susu pertumbuhan yang didalam kandungannya mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh, sehingga untuk mewujudkan generasi CEKATAN bukan hal yang mustahil.

Selain cekatan dalam makna sebenarnya yakni ligat, gesit, cepat tanggap, responsif, namun generasi cekatan yang diusung Sustagen merupakan singkatan dari generasi yang,



Lebih lanjut terang Mb Rani, agar tumbuh kembang si kecil jadi tambah CEKATAN, disarankan untuk minum Sustagen 2x sehari lalu makan 3x sehari seperti petunjuk gizi cukup seimbang dalam diagram segitiga, dan didukung dengan stimulasi yang tepat pastinya.

Varian Sustagen Sesuai Usia Anak

Sebelum sesi Mb Rani berakhir, peserta dijanjikan bahwa ketika buka puasa nanti kita bisa icip-icip susu Sustagen yang vanila, rasanya dijamin lezat dan lemak banget.

Adapun varian Sustagen tersedia dalam dua rasa, madu dan vanilla. Kalau varian yang sesuai usia, ada Junior 1+, Kid 3+ dan School 6+. Untuk isinya, ada tersedia yang 350 gr, 800gr, bahkan 1200 gr.

Dan beneran pas nyobain yang rasa vanilla, masyaAllah lezat rasanya *_*

More info tentang Sustagen, cus ke sini ya Ayah Bunda ^^



Alhamdulillah semua sesi sudah berjalan, saatnya sesi tanya jawab. Sebelum sesi tanya jawab, Mb Mika ngadain kuis ternyata, aku yang mau jawab lagi gak boleh bahaha.

Ketika masuk sesi tanya jawab, para peserta begitu antusias. Berikut aku rangkum tanya jawabnya yah,

Q&A Sharing Session with Dr. Adi dan Mb Rani

 Q : Anak usia 8 tahun, mengalami gigi karies sehingga menganggu dan menyebabkan anak sulit makan

A : Oleh dr. Adi dijawab begini, berarti orangtua sudah tau masalah anaknya susah makan dimana yakni pada gigi yang karies. Oleh dr. Adi disarankan periksa lebih lanjut ke dokter gigi. Berhubung usia anak masih muda, jika gigi masih bisa dipertahankan, maka pertahankan dengan cara menambal saja.

Q : Bagaimana dengan berat badan anak yang jauh dari ideal ?

A : Kita tidak bisa menafikan sepenuhnya keberadaan sufor. Selain ASI eksklusif yang merupakan hak bayi, namun bila terjadi kasus yang lain sehingga mengganggu tumbuh kembang anak, sufor menjadi solusi untuk menambah massa berat badan anak.

Kartu Menuju Sehat penting sekali dipelajari orangtua sebagai media monitor sudah sampai mana tahap perkembangan anak, jika dibawah garis hijau, jangan tunggu lagi, segera dikejar, jangan kasi kendor, gempur dengan asupan nutrisi yang cukup dan bergizi tinggi.

Q : Saran untuk Bunda yang bayinya sebentar lagi masuk masa MPASI?

A : Prinsip MPASI adalah memperkenalkan semua jenis makanan termasuk sayur dan buah. Awali dengan tekstur makanan yang lembut seperti puree buah.

Q: Apakah Sustagen bisa jadi solusi untuk anak yang alergi protein susu sapi?

A : Berdasarkan keterangan Mb Rani, Sustagen sendiri bahan dasarnya adalah susu sapi, jika anak alergi susu sapi, sebaiknya cari produk lain selain Sustagen. Sedangkan jawaban dr. Adi, sebagai berikut, yang menentukan anak alergi protein susu sapi bukan orangtua tapi ditentukan dan dipastikan oleh dokter. Nah, carilah susu yang proteinnya sudah dihidrolisasi atau dipecah-pecah sehingga anak mampu mencernanya.

Q : Keponakan usia 4 tahun, hobi makan tapi berat badan segitu gitu aja?

A : Kadang aktifitas anak mempengaruhi bagaimana makanan berproses dalam tubuhnya. Jika sudah begitu, jika aktifitasnya tinggi, barengi dengan nutrisi yang tinggi lemak dan karbohidrat.

Q : Bagaimana menghadapi anak yang picky eater?

A  : Sejatinya anak sudah kenal rasa sejak usia 4 bulan. Dan wajar jika terjadi kondisi anak pilih-pilih makanan. Nah oleh dr. Adi, disinilah momen mengajarkan disiplin makan pada anak. Sediakan 2 jenis makanan, bila anak tidak mau makan, namun pilihan makanan ada dua, jika ia tidak makan maka tubuh akan lemas dan tak bertenaga. Dengan cara disiplin begini, anak jadi belajar untuk makan apa adanya. Solusi yang lain adalah emak harus kreatif dengan menyediakan makanan ala-ala bento. Masalahnya pak dokter, emaknya yang malas haha, aku banget.

Q: Bagaimana dengan anak yang melewati tahap perkembangannya, seperti merangkak, apakah akan berefek anak menjadi autis?

A: Tidak ada hubungannya dengan autis. Sebenarnya, penyebab anak tidak mau merangkak ya karena orangtua kurang stimulus, anak kebanyakan digendong, tidak diberi keleluasan bergerak.

Khalil adalah anak yang melewati masa merangkaknya, dia trauma telungkup konon lagi merangkak, akhirnya sebelum pandai jalan, ia melewati masa merangkak dengan ngesot, nah daripada aku stres ngadepin anak yang gak mau merangkak, maka aku fokuskan untuk melatih kemampuan ngesotnya. Ketika kaki sudah kuat berjalan, tahap merangkak aku kenalkan lagi, kita buat permainan lomba merangkak, pokoknya segala stimulus yang melatih gerak otot kaki dia deh. Beberapa bulan lalu, Khalil bahkan belum bisa melompat, tapi dengan terus distimulus, Khalil pun bisa melompat, yeay ^^

Tak terasa sharing session dengan Sustagen di Sabtu sore begitu berfaedah,  bedug tanda maghrib dan berbuka telah bergemaBe rgen' peserta khusyuk mengakhiri puasa pada 10 Ramadhan 1439 H.

Semoga bermanfaat ya Ayah Bunda dan anak kita selalu menang di tiap tantangan!


Tip Keren Agar Ibu Santai Bicara Menstruasi Pada Anak

Assalamualaykum Bunda,  Menstruasi pada anak perempuan adalah hal normal namun zaman saya dulu sungguh hal ini masih tabu, gak banyak orangt...