Saturday, October 6, 2018

Tarbiyah Jinsiyah, Apa Itu?

Assalamualaykum Ayah Bunda,



Sampailah kita pada pembahasan kelompok terakhir yakni kelompok 10, pada 29 September 2018, masih tentang Fitrah Seksualitas tapi kali ini membahas makna Fitrah.

Iya sih terlewatkan, seharusnya perkata ya dimaknai, Fitrah itu apa? Seksualitas itu Apa? MasyaAllah, kelompok 10 menjadi kelompok penutup yang menjadikan diskusi selama ini paripurna.

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Bukhari Muslim )

Sering banget ya kita dengar hadis ini, namun sering juga gak paham dengan maknanya, huhu.

Fitrah adalah



Allah menciptakan makhluk sedemikian sempurna, bahkan anak yang diamanahkan pada kita sudah Allah instal software bernama Fitrah. Jika kita tidak berilmu dalam mengaktifkan dan membangkitkan software ini maka kelak kita termasuk orangtua yang CELAKA!

Selain itu Allah punya cetak biru manusia yang jauh berbeda dengan malaikat dan syetan. Manusia diciptakan nafsu. Salahsatu nafsu yang harus dididik adalah nafsu syahwat anak. Maka muncullah istilah Tarbiyah Jinsiyyah.



Nafsu ini adanya sekitar usia 8 tahun ke atas, itulah mengapa anak mulai menyukai lawan jenis dan lain sebagainya.

Kalau kita tidak punya ilmu dalam mengasuh anak soal pendidikan seks ini secara bertahap sejak anak balita , maka kita akan kelabakan, eh tau tau anak udah pandai cinta-cintaan, tidak tahu mandi wajib, dll

Bahkan tau tau sudah mau menikah saja, meskipun menikah jadi jalan halal menyalurkan nafsu syahwat, apakah kita yakin anak punya ilmunya bagaimana melakukannya sesuai syariat islam, sementara kita gak pernah mengajarkannya sekalipun?

Subhanallah!

Sebenarnya ini hasil digetok oleh Abah Ihsan di hari pertama pelatihan huhu, akhirnya jadi bahan menyelesaikan game Bunda Sayang level 11.

Semoga bermanfaat!

Semoga kita gak termasuk orangtua yang taunya hanya nanam saham tapi mengharap hasil panen banyak. Sungguh terlaluh! 

Adilnya Fitrah Seksualitas Dalam Islam

Assalamualaykum Ayah Bunda,



Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin. Kedatangannya sudah berupa hukum yang runut dan sistematis, termasuk pembagian tugas lelaki dan perempuan yang sudah sangat jelas sekali.

Nah Fitrah Seksualitas dalam Islam kali ini dibahas secara khusus oleh kelompok 7 pada kelas Bunda Sayang, Game Level 11, tanggal 28 September 2018.

Fitrah seksualitas lelaki dalam islam adalah :
- Memiliki jiwa pemimpin ( Al Qawwam )
- Mampu berpikir rasional
- Kewajiban Mencari Nafkah
- Kewajiban Berjihad di jalan Allah

Sedangkan

Fitrah seksualitas perempuan dalam islam, adalah :
- Dikaruniai kelembutan dan kasih sayang
-Adanya hukum rukhsah ( keringanan )

Bedanya jelas banget. Tapi untuk urusan ibadah tetap Allah melihatnya dari derajat ketakwaan, gak memandang gender.

Melihat perbedaan fitrah ini, lantas masyarakat mengartikannya jadi salah kaprah. Anak lelaki gak boleh nangis lah, gak boleh ke dapurlah, gak boleh masaklah dsb.

Yang pada akhirnya pola pengasuhan seperti itu membuat sebagian anak lelaki kita jadi pribadi lemah, kaku, garing, berpenyakitan khususnya penyakit tidak menular dan cepat mematikan.

Dari kecil anak lelaki dididik untuk tidak boleh nangis, tidak boleh mengungkapkan perasaannya, orangtua abai dengan perasaan anak lelakinya. Hingga dewasa, anak lelakinya jadi pribadi penyimpan, semua disimpan sendiri, dan berefek pada penyakit. Banyak penelitian tentang penyakit tidak menular yang rentan diderita lelaki.

Padahal sedianya lelaki harus turut hidup lebih lama sebab ia tulang punggung keluarga, imam, pemimpin. Jika pemimpin lemah begini, konon lagi yang dipimpin.

Belum lagi untuk terlibat dalam urusan dapur. Dalam Islam, mencari nafkah itu maknanya luas. Bukti dari terpenuhinya nafkah di keluarga oleh suami adalah, sampainya makanan dalam bentuk ready to eat pada anak dan istri.

Tugas istri apa?

Patuh pada suami ^^

Semoga bermanfaat!

Jangan Terlalu Sering Upload Foto Anak DiMedia Sosial

Assalamualaykum Ayah Bunda,



Sejak booming nya Facebook, seolah-olah kehidupan kita turut kita booming kan pula disana. Seolah penting banget orang di dunia maya tahu setiap inci hidup kita. Apa sih yang kita cari? Bahagia?

Ketika aku nonton film Searching, besutan sutradara Aneesh Chaganty yang diperankan Jhon Co cukup menampar kebiasaan orangtua masa kini yang rajin upload keseharian keluarganya dimedia sosial.

Berkisah tentang keluarga David yang harus hidup tegar bersama istri penderita kanker dan seorang anak perempuan mereka, Margot. Dalam mendampingi kesembuhan istrinya, David memanfaatkan media sosial untuk mengupload setiap progress usaha sembuh istrinya diselingi dengan mengabarkan juga kegiatan anaknya.

Hingga dua tahun kemudian ( aku lupa tahunnya haha soalnya udah sebulan aku nonton film terus gak rajin langsung nulis review, sekarang baru rajin) sang istri meninggal. Hari hari pun ia lalui bersama Margot.

Kebiasaan sang ayah mengupload masih dilakukan. Oh ya sepanjang film dominan kita dihadapkan dengan layar komputer, hemat setting yah sutradaranya hihi.

Beberapa tahun berlalu, Margot tumbuh jadi gadis SMU yang 'ceria' . Sampai suatu sore David chat dengan Margot yang mengabarkan akan pulang terlambat sebab ada tugas kelompok. Pada tengah malam, David sukses tertidur lelap sampai tak bisa menjawab telepon Margot yang sedang dalam bahaya.

Esoknya David mencari tahu keberadaan anaknya, setelah 24 jam ditunggu, Margot pun dinyatakan hilang. Pencarian dimulai.

Film ini drama misteri ala detektif gitu deh yang twist susah ditebak. David mendata teman sekelas Margot, menelepon guru piano nya, dan betapa terkejutnya David bahwa Margot sudah 6 bulan lebih bolos les piano tapi bapakeh gak tau, ckckc.

Sejak Ibu Margot meninggal, hubungan ayah dan anak menjadi sangat renggang, di sisi lain Margot teramat sedih dengan kepergian Mamanya sementara ayah meskipun sedih tapi sok tegar yang membuat David harus membuat memori indah istrinya itu, padahal Margot lebih suka mengenang ibunya. Duh ribet yah hubungan anak perempuan dan ayah ini wkwkw

Hampir sebagian besar David melakukan pencarian dimedia sosial, setelah diselidiki, pada akhirnya tak ada satu pun teman Margot yang menjadi teman di dunia nyata, semua topeng, bahkan beberapa temannya menjadikan Pencarian Margot sebagai konten untuk mengisi nilai engagement dimedia sosial mereka demi mendapatkan like, comment and subscribe, kejam ya huhu

Singkat cerita, diketahuilah oleh David bahwa anaknya selama ini nyaman dengan satu teman di dunia mayanya bernama fish apa gitu haha lupa. Oh iya aku lupa jelasin diawal pencarian David dibantu pengacara sukarelawan dari kepolisian bernama Detektif Rosemary Vick.

Twistnya apa?  spoiler detected, ternyata Detektif Rosemary Vick inilah yang menyebabkan hilangnya Margot.

Di malam Margot hilang, anak lelaki Vick mengikuti mobil Margot sejak dari pom bensin. Kondisi Margot saat itu setengah sadar, efek stres lalu singgah ke rumah pamannya yang punya 'cemilan' tanaman ganja.

Anak lelaki Vick ini suka dengan Margot dari media sosial tapi Margot gak tahu, akhirnya anak Vick menyamar jadi perempuan agar Margot nyaman ngobrol, sampai tibalah malam naas itu.

Margot dipepet mobilnya sama anak Vick pas di tepi jurang, karena Margot setengah sadar, berontak dong karena dipaksa sama anak Vick. Reflek anak Vick mendorong Margot ke tepi jurang. Anak Vick panik.

Berhubung emaknya detektif, hadirlah Rosemary Vick yang pasang badan untuk membela anaknya dengan mengarang cerita yang ending Margot mati.

Nah David gak terima, David merasa anaknya masih hidup. David melakukan pencarian sendiri. Sampai dapat kesimpulan pasti bahwa Vicklah yang bersalah karena mengarang cerita berbekal informasi digital yang ia peroleh dari hasil uploadan David selama ini dimedia sosial.

So, Ayah Bunda, masih mau upload foto dan kegiatan anak sesering mungkin dimedia sosial?

Sebaiknya dihindari, secukupnya saja, gunakan efek blur pada wajah anak atau pakai gaya yang anak gak mesti fokus pada kamera ala candid gitu deh.

Begitu kira-kira tips yang bisa aku berikan. Semoga kisah Searching bisa menyadarkan kita sebagai orang tua ya agar gak kayak si David inih.

Semoga bermanfaat!  


Tips Hadapi Pertanyaan Anak Seputar Seks

Assalamualaykum Ayah Bunda,



Masih adakah orangtua hari ini yang berpendapat mengajarkan pendidikan seks usia dini itu tabu?

Jika ada berarti orangtuanya kurang makan tebu *loh? haha gak ada hubungannya sih. Sekarang dengan banyaknya fasilitas untuk jadi orangtua, maka sebanding dengan tantangannya, termasuk urusan seks.

Untuk itu orangtua zaman now harus buanyak belajar, upgrade keilmuan pengasuhan agar bisa menghadapi anak zaman now pula.

Pada kelompok 9 yang presentasi bahan tanggal 26 September 2018 memfokuskan tema Fitrah Seksualitas Anak ke Bagaimana Cara Hadapi Pertanyaan Anak Seputar Seks.

Sebenarnya anak bakal gak bertanya tentang seks jika tidak ada pemicunya. Umumnya yang jadi pemicu adalah gadget dan lingkungan sekitar anak. Untuk itu sebelum semua terlambat, yuk kuasai ilmunya.

Adapun tips yang diberikan kelompok 9,

1. Tetap tenang, jika tidak tenang, jangan jawab pertanyaan anak, karena khawatir asbun dan anak jadi salah paham.

2. Jika kepepet banget, coba tanya balik anak, 'Menurut kakak jawabannya apa?', 'Maksud pertanyaan kakak apa ya Nak?'

3. Jawab dengan tegas sesuai usianya. Jika anak masih penasaran, katakan bahwa jawaban akan diberi sesuai usia anak kelak.

4. Tanggung jawab, selalu kaitkan dengan nilai agama, sosial dan budaya.

Usia 0-14 tahun, konsep berpikir anak masih abstrak, untuk itu mulailah dengan pendekatan dini mengenalkan Allah pada anak.

Tips lainnya,

Budayakan Malu
Kenalkan Batasan Aurat Pada Anak
Pisahkan Tempat Tidur Anak
Tidak Mandi Bersama Anak
Kenalkan Juga Waktu Dimana Anak Harus Izin Ketika Masuk Kamar Orang Tua

Semoga bermanfaat!

Menikah Karena Sudah Waktunya atau Menikah Dini

Assalamualaykum Ayah Bunda,



Hampir seminggu di kelas Bunda Sayang Sumatera I Game Level 11 membahas tentang Fitrah Seksualitas Anak.

Nah pada tanggal 25 September 2018 giliran kelompok tiga untuk mempresentasikan tugasnya. Presentasi kelompok tiga kumplit euy, khususnya membahas tiap fase usia Fitrah Seksualitas yang normalnya dialami anak.

Entah kenapa malam itu diskusinya fokus pada membahas pemuda dan menikah dini. Topik menarik nih, pikirku.

Pas banget tadi nih di mobil hasil order taxi online aku mendengar ceramah Ustadz Adi Hidayat mengkaji do'a masuk kamar mandi dan do'a keluar kamar mandi. Ya Allah hanya pembahasan do'a aja merembetnya kemana-mana hihi, dobel-dobel atuhlah elmunya. Alhamdulillah.

Kata Ustadz, nikahkan anakmu dengan orang yang shalih/ah agar keberkahan senantiasa mengalir pada keluarga kalian.

Mendengar point itu, beberapa waktu setelah itu aku mengikuti workshop Program Sekolah Pengasuhan Anak.

Pada satu sesi Abah Ihsan cerita ada istri yang mengeluh tentang kondisi suaminya yang tidak berubah jadi lebih baik meskipun sudah bertahun-tahun menikah, sang suami masih istiqomah nge-game online di warnet dan selalu bergantung pada orangtua si lelaki meskipun telah menikah. 

Setelah ditelisik latarbelakang pernikahannya, yakni karena tidak enak menolak lamaran orangtua si lelaki dulu. Padahal sang orang tua tahu anak lelakinya tidak bisa berubah dan beranggapan jika menikah si anak akan berubah jadi lebih baik. Kenyataannya malah semakin menyulitkan hidup anak (perempuan) orang lain huhu.

Seketika aku teringat pada ceramah Ustadz Adi Hidayat saat di mobil, Ya Allah betapa besarnya pengaruh jika dua insan baik dipersatukan dalam pernikahan. Keberkahannya mengelilingi kehidupan sekitarnya, sebaliknya jika dua insan yang memiliki karakter jauh berbeda kemudian dipersatukan dalam pernikahan, maka pengaruh buruknya jadi besar juga belum lagi jika punya anak.

Semoga Allah kelak menjodohkan anak kita dengan sebaik-baik pasangan, Aamiin!

Mumpung Anak Masih Bisa Dicium Sepuasnya


Berapa lama sih kita membersamai anak?

Yang jelas gak lama-lama, hanya 12 tahun saja jelas Abah Ihsan kepada peserta Program Sekolah Pengasuhan Anak.

Selebihnya, masyaAllah, jangan sampai kita menyesal ketika menyadari anak begitu cepat besar dan kita terlambat untuk total mengasuhnya, kalau ia tumbuh jadi pribadi baik, bagaimana kalau sebaliknya?

Naudzubillah  yah, semoga kita menghindari ‘membayar semuanya’ di belakang.

Nah kelompok 8 pada tanggal 24 September membahas Fitrah Seksualitas usia 0-7 tahun. Di kelompok ini kembali dibahas namun secara spesifik, bagaimana membangkitkan  fitrah seksualitas anak usia 0-7 tahun.

Pada catatan sebelumnya aku ada kasih pict tentang tahapan yang harus dan biasanya dilewati anak dalam menjalani fitrah seksualitasnya.

Seperti anak 0-2 tahun, anak melewati masa menyusui ekslusif. Pada kegiatan ini Bunda akan sering melakukan kontak mata dengan anak, membelai, menyentuh dan memeluknya penuh cinta.

Bermain dengan Ayah dan Bunda. Anak dipakaikan baju sesuai gender, anak dipanggil sesuai dengan jenis kelaminnya, ganteng atau cantik.

Kemudian di usia 0-7 tahun ada hadis yang menyarankan untuk memperbanyak mencium anak, mengusap dadanya sambil istighfar ketika anak sedang meluapkan amarahnya agar Allah kembali menenangkan hatinya.

Anggota Tubuh Anak yang Perlu Dicium Setiap Hari

MasyaAllah urusan mencium dan menyentuh anak juga ada dalam Islam, mengingat kegiatan ini sangat penting untuk perkembangan anak dan juga menumbuhkan ikatan yang kuat antara anak dan orangtua.

1.    Ubun-ubun

Cium ubun-ubun anak sambil didoakan agar menjadi anak sholeh/ah

2.    Dahi

Yang berarti orangtua ridho akan keberadaan anak

3.    Kedua pipi

Cium kedua pipi sambil mengucapkan MasyaAllah sebagai tanda perasaan sayang dan rindu orangtua pada anak

4.    Di tangan

Cium tangan anak sambil ucapkan Barokallah sebagai tanda kasih sayang orangtua pada anak
Selama ini mah cium ya cium gitu aja ternyata ada bacaan zikirnya. InsyaAllah dipraktekin. Menambah informasi baru ini, trims kelompok 8.

Beberapa kegiatan di atas mungkin gak bisa kita lakukan sepuasnya jika anak sudah mulai beranjak dewasa. Mumpung masih bisa, lakukan seseringnya ya Ayah Bunda.

Nah, jika anak sudah baligh, lain lagi cara orangtua mengungkapkan rasa sayang. Memeluk anak lelaki, khususnya ibu gak bisa lagi dari arah depan, tapi memeluk tangannya. Begitu juga Ayah yang memeluk anak perempuannya.

Lalu apalagi ya, oh ya, aku dan suami sangat menghindari mencium anak dibagian bibir anak sebab itu perilaku yang menurut kami tidak pas dilakukan pada anak, namun sayangnya banyak selebriti melakukan itu di depan publik yang akhirnya dilihat masyarakat. Hiks...

Kalau menurut Ayah Bunda bagaimana?

Sudahkan memeluk dan mencium ananda hari ini?

Semoga bermanfaat!

[Review Buku ] Penjelasan Sederhana Tentang LGBT dan Solusi

Assalamualaykum Ayah Bunda,

Pada tanggal 23 September 2018, tampil sebagai kelompok berikutnya yang presentasi adalah kelompok 6 yeay.

Aku menjadi bagian kelompok 6, masih membahas tentang fitrah seksualitas anak dan ambil fokus tentang SSA dan LGBT.

Nah langsung aja aku share sekalian review buku yang aku jadikan bahan untuk materi presentasi kami,

Judul        : Lo Gue Butuh Tau LGBT
Penulis     : Sinyo
Penerbit    : Gema Insani
Cetakan     : II, Mei 2016

Beberapa tahun terakhir isu LGBT mencuat kembali. Berbagai gambar tentang fakta LGBT muncul di sosial media. Lelaki, macho, brewok tapi doyan pakai heels, atau fakta penyanyi berbakat Charice, perempuan yang memutuskan menjadi lelaki.

Semua fakta itu cukup memenuhi kepalaku, apa sih sebenarnya yang terjadi ? Kok bisa?

Syukurnya, di tengah kesakitan moral yang sedang berlangsung saat ini, mungkin tiap detiknya, masih banyak orang yang berjuang untuk memperbaiki dan mengajak pelaku yang ‘bingung’ tersebut untuk bertaubat. Salahsatunya Sinyo atau akrab dipanggil Kak Sinyo.

Kak Sinyo sejak tahun 2009 aktif membantu orang yang bermasalah dengan orientasi non-heteroseksual, baik langsung maupun tidak langsung, melalui yayasan Peduli Sahabat yang didirikannya. Hingga kini sudah banyak yang berhasil sembuh dan menjadi relawan.

Lo Gue Butuh Tau LGBT merupakan satu dari sekian banyak karyanya. Buku ini lahir dari banyaknya pertanyaan orangtua apakah ada buku khusus mengenai penjelasan LGBT bagi remaja?

Mengapa remaja? Sekarang pendidikan seks bukan hal tabu lagi untuk diketahui anak, demikian juga dengan remaja. Remaja adalah usia awal baligh yang pastinya sangat perlu informasi yang benar dan tepat sesuai ajaran Islam termasuk tentang LGBT.

Meskipun diperuntukkan untuk remaja, aku sendiri cukup menikmati membaca buku ini, bahkan sampai nyesek bacanya T_T

Terdiri dari 6 Bab dan 2 Suplemen serta Bonus Deteksi Dini Orientasi Seksual. Semua Bab diawali dengan kisah nyata, yang buat speechless.











Semoga bermanfaat ya Ayah Bunda!

Friday, October 5, 2018

Hidupkan Fitrah Seksualitas Pada Anak Sejak Dini


Ketika kita kecil, pendidikan seks tampak tabu sekali sehingga kalaupun diajarkan hanya sekilas saja yang penting anak tahu bahwa ia lelaki atau perempuan, bahkan penyebutan untuk alat kelamin dan organ vital saja sering di’aneh-aneh’kan, betul apa betul?

Beruntung kelompok 2 mengangkat tema ini jadi fokus presentasi mereka di Bunda Sayang Game Level 11 ini pada 22 September 2018 lalu. Terkadang hal sederhana ini yakni membangkitkan fitrah seksualitas pada anak sejak dini sering terlewatkan oleh banyak orangtua.

Padahal ada banyak tantangan yang orangtua dan anak hadapi jika pemahaman tentang fitrah seksualitas sendiri gak selesai atau setengah-setengah:


Lalu bagaimana cara membangkitkan fitrah seksualitas pada anak?


Setuju banget dengan pict tersebut, gak ada yang instan untuk mengajarkan seks pada anak, even mi instan aja harus diseduh dulu dengan air panas huhu.

Dan aku baru tahu ada fase seksualitas pada anak, terutama anak lelaki. Khalil sampai 3 tahun ini kadang masih suka ingin pegang PD Bunda -_-“ sesekali diingatkan bahwa ini aurat Bunda, tidak boleh disentuh.
 
Dan sekarang yang memusingkan adalah Khalil masuk fase phallic, suka pegang penisnya. Dan aku harus tegas, pict ini membantu sekali menjelaskan agar Khalil tidak sentuh kemaluannya.



Setelah presentasi kelompok 2 usai, muncul pertanyaan tentang penyebutan alat kelamin yang selalu di’aneh-anehkan’ penyebutannya.

Pernah dengar pemaparan Bunda Elly Risman,  untuk alat kelamin, sebut dengan sebutan sebenarnya, dan jika merujuk pada Al Qur’an, disana Allah menyebutkan alat kelamin dengan ‘kemaluan laki-laki / kemaluan perempuan’ .

Sehingga itu yang aku terapkan pada Khalil, jadi sejak dini sudah dikenalkan dengan penyebutan benar tentang alat kelamin. Tidak ada lagi penyebutan ‘burung, titit’ , biasanya kalau Khalil mendengar penyebutan yang beda dia pasti bertanya, haha, dan lalu yang ditanya bingung jawabnya. Ya kali burung ada dikemaluan.

Pe er besar membangkitkan fitrah seksualitas pada Khalil ada menstimulus untuk tidur sendiri, sambil mengupayakan untuk membuatnya kamar sendiri hihi.

Lalu pe er yang lagi dikerjakan dan sedang berlangsung adalah membiasakan Khalil untuk menutup aurat sehabis mandi dan ketika akan berpakaian agar tidak berlarian kesana kemari. Jika terjadi tragedi lari-lari, aku langsung tangkap anaknya, dan meletakkan dengan lembut ke kamar dan kunci hihi. Lakukan dialog penuh cinta sampai dia mau pakai baju. Pintu terbuka jika dia pakai baju.

Berikut ada beberapa kegiatan yang bisa diterapkan di rumah dalam membangkitkan fitrah seksualitas pada anak usia dini :




Ditambah sekarang ada banyak lagu yang membantu kampanye agar anak mulai sejak dini kenal dan menjaga anggota tubuh yang gak boleh disentuh dan dilihat. Videonya ada banyak di youtube.



Inilah ikhtiar kita dalam membekali anak-anak kita ya Ayah Bunda, semoga Allah selalu menjaga hati dan pikiran anak-anak kita, Aamiin!
Semoga Bermanfaat!

Bagaimana Menyembuhkan Fitrah Seksualitas Anak yang Terlanjur Tercederai?


Pada hari kedua, 21 September 2018 tiba saatnya kelompok 4 dari kelas Bunda Sayang di game level 11 tentang Fitrah Seksualitas Anak tampil.

Kali ini materi yang disajikan ala video gitu, ciamik dan kreatif hehe. Nah poin mendasar dari materi tetap peran mendasar Fitrah Seksualitas Anak terbangun adalah dari kedua orangtua, namun kadang hidup sering tidak berjalan seideal yang kita pikirkan atau jalani. Sehingga terkadang dominasi salahsatu orangtua membuat anak bingung akan identitasnya.

Seperti anak lelaki yang ketika kecil dominasi teman main perempuan begitu sebaliknya dan akhirnya membuat fitrah seksualitas anak terlanjut tercederai.

Untuk itu pada pembahasan dicatatanku ini aku ambil fokus bagaimana menyembuhkan fitrah seksualitas anak yang terlanjur tercederai.

Dan lalu dijawab oleh Bunda Yani yang memang bagian dari kelompok 4, jawabannya aku bintangin huhu.

Yang harus dilakukan orangtua bila fitrah seksualitas anak terlanjut tercederai adalah,

1.    Tazkiyatun Nafs, orangtua menyadari kesalahannya, bertaubat, mohon ampun pada Allah dan lalu bersungguh-sungguh memperbaiki kesalahan.
2.    Meminta maaf kepada anak karena kesalahan pola asuh selama ini. Dan sering-seringlah minta maaf kepada anak
3.    Kemudian bersama mencari solusi terbaik untuk mendampingi anak agar kembali pada fitrahnya, apakah ke psikolog atau ustadz yang berkompeten dan dipercayai
4.    Banyak berdoa, salahsatu doa yang makbul adalah doa orangtua.
5.    Libatkan anak pada banyak kegiatan yang sesuai fitrah seksualitasnya

MasyaAllah sedih sebenarnya yah, seakan kalau kenyataan pahit itu sudah terjadi, ingin orangtua berandai untuk kembali ke masa dimana anak masih bisa diarahkan huhu.

Kemudian pertanyaan lain yang menarik lagi dan membuat berpikir adalah, Bagaimana menjelaskan kepada anak tentang fakta bahwa ada orang yang berpenampilan seperti perempuan padahal lelaki, begitu sebaliknya?

Aku pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini dan bukan fakta terkait fitrah seksualitas saja tapi juga, ketidaksamaan apa yang ia dapati dan pelajari di rumah kadang berbeda ketika anak melihat ke sekitarnya.

Jika sudah seperti itu, aku gak mau mengarang cerita, aku akan menjelaskan sesuai kenyataan namun pesannya masih bisa dipahami anak.

Aku akan jelaskan bahwa tidak ada yang ideal di muka bumi ini Nak. Lalu jelaskan juga bahwa perilaku om/tante itu salah dan ia sedang belajar berubah ke arah yang lebih baik, serta yang paling penting adalah tetap perlakukan dia seperti gender yang seharusnya.

Sedihnya, terkadang orang yang tidak mau diperlakukan sesuai gender ini malah marah bila dipanggil atau disapa dengan gender seharusnya. Kalau begitu senyumin aja dan tetap berbuat baik.

Semoga bermanfaat!

Tip Keren Agar Ibu Santai Bicara Menstruasi Pada Anak

Assalamualaykum Bunda,  Menstruasi pada anak perempuan adalah hal normal namun zaman saya dulu sungguh hal ini masih tabu, gak banyak orangt...